Saturday, May 31, 2014

TAHAPAN HIV MENJADI AIDS

TAHAPAN HIV MENJADI AIDS

Mungkin ada yang bertanya, apa beda HIV dengan AIDS? HIV itu adalah virusnya, AIDS itu adalah penyakitnya.

Apa itu HIV?
HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia.
Bagaimana virus HIV bisa menimbulkan rusaknya sistem kekebalan manusia ?
Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk berkembang biak. Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak.





Dimanakah virus HIV ini berada ?
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain.
Jadi jangan takut jika bersentuhan dengan penderita HIV/AIDS, bagaimanapun juga mereka juga manusia yang membutuhkan perhatian dari manusia lainnya, dan bukan justru mendapat diskriminasi.
Apakah CD4 itu ?
CD 4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD 4 pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD 4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol)
Apa fungsi sel CD4 ini sebenarnya ?
Sel yang mempunyai marker CD4 di permukaannya berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi. Di sekitar kita banyak sekali infeksi yang beredar, entah itu berada dalam udara, makanan ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi dengan baik untuk melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh manusia

Bagaimana HIV menjadi AIDS?
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:

1. Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan

2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)

3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya

4. Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

Apa gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS?
Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):

Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati

Gejala MInor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo

Kasus Dewasa:
Bila seorang dewasa (>12 tahun) dianggap AIDS apabila menunjukkan tes HIV positif dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dengan sekurang-kurangnya 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.



PROSES PENULARAN HIV/AIDS
Jika terjadi pertukaran darah yang diantaranya disebabkan oleh :
1. HUBUNGAN SEX TANPA PENGAMAN (KONDOM)
2. PENGGUNAAN JARUM SUNTIK ATAU JARUM TATTO YANG TIDAK STERIL
3. ASI OLEH IBU YANG MENGIDAP HIV/AIDS.
4. BERGONTA GANTI PASANGAN SEKSUAL TANPA PENGAMAN.
IRONISNYA, PENDERITA HIV TIDAK AKAN TERLIHAT PERBEDAAN SECARA FISIK SELAMA 10 TAHUN SEMENJAK VIRUS ITU ADA DI DALAM TUBUHNYA DAN KITA TIDAK PERNAH TAU TANPA ADANYA TES.

YANG LEBIH MENYEDIHKAN LAGI HIV/AIDS MERUPAKAN KASUS GUNUNG ES, YANG TERDATA HANYA SEBAGIAN KECIL DARI TOTAL PENDERITANYA DI DUNIA INI.
JADI,
1. Jangan Melakukan Hubungan Seks Sebelum Menikah
2. Setialah Pada Pasangan Masing2, Jangan Jajan Sembarangan
3. Selalu Gunakan Pengaman Setiap Anda Berhubungan Sex
4. Jangan Melakukan Injeksi/Suntikan Yang Tidak Steril
5. Edukasi/Pendidikan Seks Itu Sangat Penting! KETAHUILAH LEBIH BANYAK AGAR KITA BISA LEBIH WASPADA!
6. Lakukan pemeriksaan – tes HIV atau tes Penyakit Menular Seksual lainnya, bagi anda yang aktif secara seksual dengan bergonta ganti pasangan, baik pria maupun wanita.

Pisang Cegah Penyebaran Virus HIV/AIDS


 

buah pisang mencegah penyebaran HIV oleh Kesehatan SegiEmpatTelah diketahui bersama bahwa buah pisang memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Salah satunya adalah mencegah penyebaran HIV. Dan telah diketahui bersama bahwa buah pisang mengandung karbohidrat serta beberapa jenis mineral lainnya sehingga akan memberikan energi bagi tubuh dan membuat tubuh menjadi bugar dan juga fit.

Penelitian para ahli menunjukkan, pisang memiliki zat yang berpotensi menjadi penghambat infeksi virus HIV. Hasil penemuan ini diharapkan membuka jendela baru pada terapi pencegahan infeksi HIV yang hingga kini belum ditemukan obatnya.

Para peneliti dari University of Michigan Medical School tertarik pada lektin, zat kimia yang secara alami ada di tanaman, karena kemampuannya menghentikan rantai reaksi berbagai jenis infeksi. Hasil uji laboratorium menunjukkan, BanLec, lektin yang terdapat pada pisang, sama efektifnya dengan obat anti-HIV saat ini.

Cara baru untuk menghentikan penyebaran HIV mutlak diperlukan. Saat ini angka infeksi baru HIV melebihi jumlah individu yang mendapatkan obat antiretroviral, yakni 2,5 banding 1. Padahal, belum ada tanda-tanda vaksin HIV akan hadir dalam waktu dekat.

Saat ini penggunaan kondom masih jadi pencegah penularan HIV yang paling efektif apabila digunakan secara konsisten dan benar. Cara pencegahan lain yang juga efektif adalah mencegah penularan lewat vagina dan dubur menggunakan obat yang mampu mencegah HIV masuk ke sel target.

Riset yang dilakukan peneliti dari Michigan University menunjukkan cara kerja lektin yang bisa mengenali penyerang dari luar tubuh, seperti virus, dan menyerangnya sebagai patogen, bisa dikembangkan untuk mengenali virus HIV.

Selain memiliki potensi yang sama dengan obat anti-HIV yang ada saat ini, lektin pada pisang juga lebih murah untuk diproduksi sebagai obat yang bisa dijangkau masyarakat luas. Lektin dari pisang ini diyakini lebih efektif apabila dipakai dalam komponen obat pencegah virus yang dioles di alat kelamin atau dubur.

"Masalah yang dihadapi oleh obat anti-HIV adalah kemampuan virus untuk bermutasi dan menjadi kebal. Namun, hal tersebut bisa dicegah oleh lektin. Lektin bisa menempel pada gula yang ditemukan pada berbagai titik sampul HIV-1 dan diperkirakan butuh mutasi yang berlipat bagi virus untuk mendapatkannya," ungkap Erwin J Goldstein, PhD, profesor kimia biologi.

Wednesday, May 28, 2014

OBAT VIRUS HIV/AIDS DITEMUKAN DI INDONESIA

Pusat Studi Perlebahan Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga (LPT Unair), Surabaya sedang melakukan uji klinis terhadap manfaat propolis lebah bagi kesembuhan pasien HIV/AIDS.

Penelitian ini terinspirasi dari uji coba bee venom atau racun lebah di Amerika yang berhasil menyembuhkan seorang gadis sembilan tahun. Ketua Pusat Studi Perlebahan LPT Unair James Hutagalung mengatakan, kelompok studinya juga melakukan hal serupa.

Namun, James dan timnya melakukan uji coba terhadap pasien HIV/AIDS dengan menggabungkan terapi propolis atau air liur dan racun lebah. Riset dengan racun lebah banyak dilakukan di luar negeri. Namun baru pertama kali di Indonesia.

Racun dari lebah ternyata mampu menembus dinding sel virus. Ia tidak menghancurkan tapi menembus sehingga virusnya mengecil dan bersifat saling membunuh dan lama-kelamaan hilang.

James dan rekannya melakukan uji coba klinis terhadap seorang pasien laki-laki dewasa penderita HIV/AIDS. Pasien ini datang ke LPT Unair dalam keadaan sudah koma selama tiga-empat pekan.

Dalam tiga pekan pemberian propolis, terjadi perubahan pada pasien. Hasilnya cukup mengejutkan, pasien yang telah koma ini sadar dan mampu membuka mata.

Selama terapi, pasien diberi propolis dosis 500 miligram tiga kali sehari. Tablet propolis yang sudah dihancurkan dimasukkan dalam cairan infus pada pagi, siang dan sore hari.

Selain propolis, pasien juga diterapi dengan sengat lebah satu pekan sekali. Pasien menerima dua sengat lebah sekali terapi, di kiri dan kanan leher belakang.

"Bahan aktif yang berperan penting dalam proses penghancuran sel itu disebut melitin yang ada di dalam bee venom. Sedangkan di dalam propolis ada tujuh bahan aktif, salah satunya adalah flavonoid," ujar James, Selasa (28/5).

Propolis berada di dalam rumah lebah. Warnanya kehitaman. Propolis adalah campuran dari nektar dan air liur lebah. Propolis yang dikumpulkan berasal dari jenis lebah dari Eropa, Apis Mellifera.

Propolis yang telah dikumpulkan, diambil ekstraknya dengan cara maserasi. Perbandingannya, satu kilogram propolis dicampur dengan lima liter ethanol. Kemudian dikocok selama dua pekan. Proses tersebut dinamakan maserasi.

Setelah dimaserasi, campuran propolis tersebut dikeringkan dengan alat rotavapor atau alat penguapan. Dari proses ini tertinggal kristal-kristal propolis atau ekstraknya. Ekstrak inilah yang diberikan pada pasien. Ekstrak ini sudah bisa dimanfaatkan karena dibuat dalam bentuk tablet.

"Pemberian obat alami atau natural medicine ini dilakukan secara simultan dengan obat antiretroviral," kata James.

Terapi ini diberikan selama jangka waktu tiga bulan atas persetujuan dari keluarga pasien. James berharap dalam tiga bulan ke depan hasilnya maksimal. Artinya, pasien dapat sehat kembali.

Magic Johnson masih hidup 20 tahun setelah terkena virus HIV

"Magic" sendiri adalah nickname yang diberikan oleh Pat Riley kepada Earvin Johnson, guard LA Lakers. Pertama kali Magic dikonfirmasi membawa virus HIV adalah pada tanggal 6 November 1991.

Menurut wikipedia, Virus imunodifisiensi manusia (bahasa Inggris: Human Immunodeficiency Virus atau HIV ) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan dapat menyebabkan sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.

Jangan salah dengan istilah AIDS dengan HIV karena mereka berbeda. Menurut wikipedia, Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya.

Secara gampang anda dapat mencerna HIV sebagai virus, sedangkan AIDS adalah nama penyakit yang disebabkan karena orang yang terkena virus HIV-1 tidak diobati. Yang mengerikan dari penyakit ini adalah tidak ada obat atau penyembuhan buat orang-orang yang terinfeksi virus HIV.

25 juta orang sudah meninggal karena HIV/AIDS dan lebih dari 30 juta orang di dunia hidup dengan virus HIV. Bahkan ada 50,000 sampai 60,000 orang baru yang terkena virus ini di Amerika setiap tahunnya.

Ketika Magic melakukan press conference pada tahun 1991 tersebut, ia harus diingatkan oleh agentnya - Rosen - akan satu hal penting. "Saya mengingatkan Magic untuk memberitahu dunia bahwa ia terkena HIV, bukan AIDS," ujar Rosen. "Pada saat itu, hanya sedikit yang kami dan dunia pahami tentang hal tersebut." Pada tahun 1991, Magic mengumumkan bahwa: "Karena saya terkena virus HIV, saya harus pensiun dari Lakers hari ini."

"Saya berencana untuk hidup yang lama. Dan saya akan menjadi orang yang bahagia. Kadang kita pikir hanya orang-orang gay yang bisa terkena virus HIV ini. Saya katakan bahwa virus ini bisa menyerang siapa saja. Bahkan terhadap saya sekalipun, seorang Magic Johnson," jelas Magic.

Butuh sebuah keberanian untuk bisa naik ke podium saat itu. "Saya berdiskusi panjang dengan istri," ujar Johnson. "Kami berbicara selama berhari-hari. Istri saya mempertanyakan apa reaksi publik nanti terhadap kondisi saya. Setelah berbincang-bincang lebih lanjut, kami memutuskan bahwa mengumumkan kondisi saya kepada publik adalah tindakan yang benar untuk dilakukan. Kami ingin mengedukasi masyarakat dan menyelamatkan nyawa manusia."

Presiden Golden State Warriors - Rick Welts mengatakan: "Saya tidak bisa membayangkan siapapun yang datang ke press conference Magic saat itu, yang tidak mengingat kejadian tersebut seperti baru terjadi kemarin. Karena kita tidak tahu apakah ada hal positif yang bisa dialami Magic dengan kejadian tersebut."

"Ada dua hal yang tidak akan saya lupakan dari pengumuman Magic saat itu," ujar eksekutif Lakers - Jeanie Buss. "Pertama adalah betapa beraninya Magic. Semua orang terlihat hancur, namun ia tetap tegar. Magic sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Hal kedua adalah setelah ibu saya meninggal, baru kedua kalinya saya melihat ayah saya menangis." Agent Magic, Rosen mengatakan: "Saat itu adalah pertama kalinya saya melihat para reporter yang meliput menangis."

20 tahun setelah Magic mengumumkan bahwa ia terjangkit virus HIV pada 6 November 1991, Magic mengadakan press conference pada tanggal 7 November 2011 untuk mengumumkan bahwa ia masih hidup. "Tuhan itu baik," ujar Johnson. "Saya masih bisa hidup 20 tahun setelah terkena virus HIV. Wow. Sungguh sebuah anugerah."

Itulah kekuatan dari seorang Magic Johnson. Sosok orang yang positif terkena virus HIV adalah seseorang yang kita idolakan, seorang figur yang kita sukai. Namun ketakutan itu sudah hilang. Dan ironisnya, itu adalah hal negatifnya.

"Saya sering bilang bahwa saya adalah sisi baik dan buruk dari virus tersebut," ujar Johnson. "Sisi baiknya adalah saya masih bisa tetap hidup dengan baik dan bisa menaikkan awareness orang terhadap virus HIV. Sisi buruknya, ketika orang melihat bahwa saya masih baik-baik saja setelah terkena virus HIV, orang-orang jadi mengendurkan atensinya terhadap HIV dan AIDS. Padahal penyakit ini sungguh berbahaya dan tidak dapat disembuhkan."

Johnson memanfaatkan momen perayaan 20 tahun sejak mengumumkan bahwa ia terkena virus HIV untuk menyumbangkan cek sebesar $1 juta kepada Magic Johnson Foundation, hasil sumbangan 40 dermawan yang masing-masing menyumbangkan $25,000.

Magic mengatakan bahwa ia mendapat kepuasan dari hidupnya pasca pensiun dari dunia olahraga dengan membangun bisnis dalam bidang real estate, investment funds, bioskop dan tempat berbelanja.

Magic menyebutkan dengan bangga bahwa organisasi non profit miliknya - Magic Johnson Foundation telah berhasil mengumpulkan dana sampai $10 juta untuk mendanai riset penyakit AIDS, melakukan testing HIV untuk 250,000 orang dan memberikan beasiswa kepada 150 murid di college.

"Saya selalu menjadi seorang pemimpin seumur hidup saya," ujar Johnson. "Saya selalu memimpin. Saya tidak tahu bagaimana melakukan hal lain. Tidak pernah terpikir bahwa saya harus memimpin komunitas HIV dan AIDS dan menjadi sosok orang yang terkena penyakit yang mematikan ini. Ketika Tuhan mengatakan bahwa inilah cara saya harus memimpin, saya tidak menoleh ke masa lalu, saya menerimanya dengan sukacita. Saya senang bisa menjadi wajah dari penyakit ini. Mungkin satu-satunya masalah adalah saya akan merasa lebih senang apabila orang berkulit hitam dan coklat yang terkena penyakit ini berjumlah lebih sedikit."

"Ketika Tuhan memberi saya HIV, Ia memberinya kepada orang yang tepat. Saya akan melakukan sesuatu yang baik dengan kondisi saya ini," ujar Magic.

"Saya tahu bahwa saya benar-benar diberkati karena sudah ada jutaan orang yang meninggal sejak 20 tahun lalu sampai sekarang. Kita harus melakukan tugas yang lebih baik lagi dalam mengedukasi masyarakat, dan saya sudah mendedikasikan hidup saya untuk melakukan hal tersebut, dan akan terus melakukannya," ujar Magic.

"Penting buat saya untuk memberikan pengetahuan kepada khayalak umum tentang HIV. Dan saya mempunyai kesempatan untuk berkeliling dunia dan melakukannya," ujar Johnson.

Virus HIV masih ada di tubuh Johnson dan Magic tidak sembuh. Ia harus tetap minum obat. Magic Johnson mendeskripsikan virus HIV dalam tubuhnya seperti sedang tertidur. Menurut L.A. Times, Magic mengatakan bahwa ia bisa menahan virusnya agar tidak aktif dengan cara mempertahankan diet yang teratur dan meminum tiga pil obat, dua kali sehari.

Johnson mengatakan ia tidak pernah merasa kesulitan dengan berjuang melawan virus HIV, namun ia mengaku bahwa pengobatan yang ia harus jalani menjadi jauh lebih mudah sekarang. Dulu Magic sampai harus meminum 15-16 pil obat dalam sehari [lima kali lebih banyak dari jumlah obat yang ia minum sekarang - ditambah dengan efek samping yang lebih kuat dan membuat perutnya sakit].

"Saya pikir situasi Magic cukup umum," ujar Dr David Ho. "Kebanyakan pasien yang diobati dengan therapy masa kini akan bisa bertahan hidup. Magic adalah simbol dari apa yang dialami kebanyakan pasien virus HIV saat ini. Situasi sekarang berbeda jauh dengan tahun 1991. Dulu, sulit buat obat apapun untuk bisa mengontrol virus HIV. Sekarang situasinya sudah berubah."

Selain cara pengobatan, sikap orang juga berubah terhadap HIV. "Dulu saya pernah mendapat telepon dari tiga restoran elite [salah satunya di New York], yang meminta saya untuk tidak datang ke tempat mereka. Sungguh suatu hal yang menyedihkan," ujar Magic.

Salah satu alasan kenapa istri Magic tidak ingin agar suaminya mengumumkan penyakitnya secara publik adalah karena ia khawatir Magic akan diperlakukan sebagai orang yang diasingkan. Ia benar-benar berpikir bahwa tidak akan ada lagi orang yang mau memeluk Magic. Namun istri Magic berkata, "dunia malah merangkul kami."

Johnson berkata pada istrinya bahwa ia akan mengerti apabila istrinya mau meninggalkannya karena terkena virus HIV. Istri Magic merespon kata-kata suaminya dengan menampar muka Magic karena menyarankan hal tersebut.

Johnson: "Kami hanya menangis dan saling berpegangan satu sama lain. Hal terbaik yang pernah terjadi kepada diri saya setelah terkena virus HIV adalah istri saya tetap bersama saya. Saya pikir itulah alasan mengapa saya tetap hidup hari ini."

20 tahun lalu, siapa yang menyangka Magic masih bisa hidup sampai sekarang? Kita selalu meremehkan Magic, dan hal ini bukan terjadi untuk pertama kalinya. Kita pikir Lakers akan selesai di game keenam NBA Finals 1980 tanpa Kareem Abdul-Jabbar. Kita tidak menyangka bahwa Magic bisa menampilkan salah satu performa terhebat dalam sejarah NBA, padahal ia masih seorang rookie!

Kita pikir Magic tidak akan bisa kembali bersinar setelah gagal mengalahkan Boston Celtics di Finals tahun 1984. Namun ia malah memenangkan kejuaraan di musim berikutnya.

Kita pikir dominasi fast break khas Lakers akan dihancurkan Twin Towers setelah Houston Rockets mengalahkan Lakers di tahun 1986, sampai Johnson kembali dengan performa terbaiknya - memenangkan MVP pertamanya dan juara back-to-back.

Setelah mengumumkan bahwa Magic terkena virus HIV pada bulan November 1991, Magic muncul kembali tiga bulan kemudian pada ajang All-Star. All-Star Game adalah event yang penting buat Magic.

Johnson bukan hanya bisa bermain di All-Star Game, tapi dia menjadi seorang mega bintang diantara para bintang. Magic mencetak 25 points, sembilan assists, termasuk memasukkan tiga three points menit-menit akhir quarter empat [salah satunya adalah di akhir pertandingan], dan memenangkan gelar MVP.

Kemudian Magic ikut serta dalam Dream Team USA tahun 1992 di olimpiade [meraih medali emas]. Karl Malone mengatakan kepada publik bahwa ia merasa tidak nyaman berada satu lapangan dengan Johnson. Magic merasa terluka dengan komentar tersebut.

Salah seorang istri dari pemain NBA bahkan mengatakan, "Magic bisa mencetak angka kapanpun ia mau. Ia tinggal memotong pergelangan tangannya dengan pisau, dan menerobos masuk ke pertahanan lawan." Magic lalu sempat bermain kembali sebanyak 32 pertandingan di musim 1995-96.

Anda tahu hal lain apa yang kita remehkan dari Magic? Rasa sakit yang harus ia tanggung untuk meninggalkan NBA di puncak karirnya. Setelah memenangkan lima kejuaraan dan tiga gelar MVP dalam 12 musim berkarir, Magic merasa keputusan untuk mundur dari NBA saat itu adalah keputusan yang tepat.

"Hal yang paling sulit adalah ketika melihat Lakers bermain, dan saya tidak ikut di dalamnya. Hari pertama merasakan kehilangan hal yang saya paling cintai adalah sebuah perasaan yang sangat sulit," ujar Magic.

"Secara karir, saya sedang berada dalam masa keemasan. Mundur dari NBA adalah sebuah keputusan yang sangat, sangat sulit. Namun saya ingin hidup lebih lama," ujar Magic.

Pada tahun 1991, kebanyakan orang tidak akan mengira Magic akan hidup lama. Bahkan seorang dokter hebat yang mengobati Magic - David Ho mengatakan bahwa bukan sebuah ide bagus untuk membiarkan Magic terus bermain untuk Lakers apabila ia ingin menjaga tubuhnya agar bisa melawan virus HIV.

Lalu seperti yang kita ketahui, Johnson pensiun pada umur 32 tahun, hanya setahun setelah memenangkan gelar MVPnya yang ketiga dan lima bulan setelah ia masuk ke NBA Finals untuk kesembilan kalinya. Magic bersikeras sampai hari ini bahwa hasil akhir NBA Finals 1991 [melawan Chicago Bulls] akan berbeda apabila James Worthy tidak cedera ankle ketika melawan Portland Trail Blazers di final wilayah Barat.

Dr. David Ho mengatakan bahwa kesehatan Johnson saat ini mewakili kemajuan riset dalam dunia pengobatan AIDS dan HIV dalam 20 tahun terakhir.

"Kondisi Magic sekarang adalah simbol dari suksesnya sebuah pengobatan," ujar Ho. "Pengobatan dan therapy yang dilakukan Magic adalah sebuah hal umum seperti yang didapatkan pasien Amerika pada umumnya. Jadi kasus Magic bukan sebuah pengecualian. Magic Johnson menggambarkan simbol sebuah harapan."

Ketika Johnson pensiun sebagai pemain basket di usia 32 tahun, publik takut Magic tidak akan bisa merayakan ulang tahunnya yang ke 40.

Sekarang pada usia 52 tahun, Magic tetap hidup seperti yang ia telah janjikan. "20 tahun terakhir adalah pengalaman hidup yang luar biasa, dan saya harap kita akan mengalami 20 tahun yang hebat juga ke depannya," ujar Magic Earvin Johnson.

Kenapa sulit disembuhkan?

Sejarah AIDS

HIV/AIDS sejak pertama kali ditemukan pada awal tahun 80an, telah banyak merenggut nyawa. Berbagai upaya dilakukan untuk memberantas penyakit ini. Mulai dari pengembangan vaksin, pencarian obat, sampai kampanye untuk melakukan hubungan seks yang sehat. Tetapi, bukannya semakin berkurang atau lenyap, penyakit ini malahan terus menyebar hampir ke seluruh pelosok bumi dan menebar teror kematian.

Dulu mungkin kita masih berpikir bahwa AIDS itu hanya menjangkiti orang-orang di luar negeri sana, atau hanya menjangkiti mereka yang tergolong berisiko tinggi yang pada saat itu terutama pekerja seks komersial. Itulah sebabnya,penderitanya selalu dikaitkan dengan perilaku yang tidak benar seperti pekerja seks komersial atau free sex dan kalangan homoseksual.

Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat terkait penyakit HIV/AIDS itu sendiri. Pengetahuan masyarakat masih sepotong-potong tidak komprehensif sehingga muncul berbagai stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS. Padahal, sejatinya penderita ini merupakan korban yang seharusnya mendapatkan empati, betul kan ?

Bagaiman Penyebaran HIV AIDS?

Infeksi HIV/AIDS terjadi setidaknya melalui 3 hal
  • Hubungan seksual (ganti2 pasangan)
  • Penggunaan jarum suntik secara bergantian atau alat tusuk lain seperti pisau cukur bekas dipakai tercemar HIV / AIDS
  • Ditularkan dari ibu kepada anak yang dikandungnya
Sebenarnya, virus HIV itu tidak mudah menular. Berbeda dengan virus influenza atau virus lain yang dengan mudah menular dari satu penderita kepada orang lain. Ini karena virus HIV/AIDS bersarang pada sel darah putih yang bisa ditemukan dalam cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina dan cairan leher rahim.
Perlu diketahui pula virus ini cepat mati kalau berada di luar suhu tubuh. Karena itu HIV/AIDS tidak bisa menular lewat udara. Sehingga tidak menular ketika bersenggolan, berjabatan tangan, bersentuhan dengan pakaian, penderita, bersin atau batuk-batuk penderita di depan kita, berciuman (dalam konteks yang wajar), lewat makanan dan minuman, gigitan nyamuk serta bersama berenang di kolam renang.

Berciuman Dengan Penderita HIV AIDS?

Penularan HIV/AIDS dari cairan tubuh di atas harus masuk langsung ke dalam peredaran darah. Memang HIV/AIDS ditemukan dalam jumlah sangat kecil di air liur. Namun, untuk menularkan HIV/AIDS melalui air liur dibutuhkan 1.500 liter air liur. Jadi, penularan melalui pernapasan makan maupun melalui kontak mulut sangat kecil kemungkinannya.
 
Tahap-tahap HIV AIDS

Ketika seseorang mulai terjangkit virus HIV AIDS, ada banyak tanda-tanda HIV AIDS yang muncul dalam diri si penderita, yaitu :

  • Tahap 1 – Periode Jendela
Pada tahap ini, virus HIV masuk ke dalam tubuh, dan membentuk antibodi HIV dalam darah.
Pada tahap awal ini, tidak ditemukan tanda-tanda HIV AIDSkhusus. Penderita masih tampak sehat dan ia sendiri masih merasa sehat.
Bahkan, ketika dilakukan tes HIV, virus HIV tersebut belum terdeteksi.
Fase ini biasa disebut periode jendela, yang biasanya berlangsung antara 2 minggu-6 bulan.
  • Tahap 2 – HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata berlangsung selama 5-10 tahun
Pada tahap ini, virus HIV telah berkembang dan menjalar di dalam tubuh, dan antibodi yang dibentuk semakin kuat.
Meski demikian, masih belum terdapat tanda-tanda khusus, dan penderita HIV masih tampak sehat dan merasa sehat.
Pada tahap ini, ketika dilakukan tes laboratorium, virus HIV telah dapat terdeteksi karena antibodi terhadap virus ini telah terbentuk dalam tubuh.
Namun, pada umumnya, pasien masih tetap tampak sehat dan ini berlangsung selama 5-10 tahun, bergantung daya tahan tubuh. Rata-rata kondisinya akan semakin melemah setelah 8 tahun.
  • Tahap 3 – HIV Positif (muncul gejala)
Pada tahap ini, Tanda-tanda HIV AIDS mulai terlihat. Sistem kekebalan tubuh penderita semakin melemah dan virus HIV sudah mulai menyebar dan semakin kuat.
Mulai tampak tanda-tanda HIV AIDS berupa infeksi oportunistik, misalnya pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dan penyakit-penyakit lain yang mudah menyerang dan tidak bisa disembuhkan.
Pada umumnya, gejala berlangsung selama lebih dari 1 bulan, bergantung daya tahan tubuh.
  • Tahap 4 – AIDS
Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah.
Tanda-tanda HIV AIDS yang dirasakan pada tahap ini boleh dibilang sudah termasuk sangat kritis, karena berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) akan semakin parah. Selain itu, komplikasi penyakit-penyakit lain pun sudah banyak berkembang. Komplikasi penyakit inilah yang pada akhirnya dapat membunuh penderita.

Tanda-tanda HIV AIDS

ada beberapa tanda-tanda saat seseorang terkena HIV AIDS, yaitu :
Orang Dewasa – Tanda Utama AIDS
  1. Kehilangan 10% dari berat badan lebih dari satu bulan tanpa penyebab.
  2. Diare lebih dari satu bulan.
  3. Demam yang berlangsung selama lebih dari satu bulan baik konstan atau datang dan pergi.
Orang Dewasa – Tanda Minor AIDS
  1. Batuk kering yang tidak sembuh-sembuh.
  2. Kulit gatal di seluruh tubuh.
  3. Herpes zoster (mirip cacar air, atau disebabkan virus yang juga mengakibatkan cacar air, virus herpes) yang tidak kunjung sembuh.
  4. Candidiasis, yang putih, mengangkat ruam pada mulut, lidah, atau tenggorokan.
  5. Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak, atau selangkangan) dengan atau tanpa infeksi aktif.
Anak-anak – Tanda Utama AIDS

  1. Berat badan, atau pertumbuhan lambat.
  2. Diare berat selama 14 hari atau lebih.
  3. Demam selama lebih dari satu bulan.
  4. Anak-anak – Tanda Minor AIDS
  5. Kulit gatal di seluruh tubuh.
  6. Pembengkakan kelenjar (di leher, ketiak, atau selangkangan).
  7. Candidiasis (bintik-bintik putih) di dalam mulut, lidah, atau tenggorokan.
  8. Infeksi pada telinga, tenggorokan, dan infeksi lainnya.
  9. Batuk yang tidak sembuh-sembuh.
Kenapa Sulit Disembuhkan?

Salah satu sifat HIV yang membuatnya sangat sulit diberantas (bahkan ada yang mengatakannya mustahil) adalah kemampuannya untuk masuk ke dalam untai DNA manusia dan menyembunyikan kode DNA-nya di sana. Fase ini disebut fase laten. Baru setelah keadaan menguntungkan, kode DNA virus yang menyatu dengan kode DNA manusia akan aktif membuat virus baru. Fase ini disebut fase replikasi. gitu yaaaa hm… (ngelus2 dagu lagi )
Obat-obat HIV yang ada saat ini hanya bertujuan membunuh virus yang aktif bereplikasi. Oleh karena itu, obat tersebut tidak pernah tuntas membunuh semua virus yang bercokol di dalam tubuh.
Mengapa tidak dibuat obat untuk membunuh virus pada fase laten? Sangat sulit. Karena membunuh virus pada fase laten sama saja membunuh sel manusia!
Adakah Cara Memberantasnya?
Cara lain yang diperkirakan dapat memberantas virus HIV adalah vaksin HIV. Tujuannya bukan untuk mengobati orang yang telah terinfeksi tetapi mencegah infeksi baru pada orang sehat. Sayangnya upaya ini juga mengalami kesulitan. Pasalnya, virus HIV mempunyai tingkat mutasi yang tinggi.
Obat HIV AIDS

Akhir2 ini banyak literatur tentang obat HIV AIDS :

  • Makan jus nangka secara teratur : sumber
  • Obat Xamthone Plus : sumbe

Apakah aman bila memandikan jenazah yang terjangkit HIV ?

Jenazah penderita HIV/AIDS aman untuk dimandikan. Namun sebaiknya jenazah didiamkan dulu selama empat jam. Pasalnya, virus di tubuh ikut mati setelah empat jam waktu meninggalnya penderita.

Hal ini disampaikan Koordinator Tim Advokasi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali dr Made Molin Yudiasa MARS di Denpasar, Bali, Selasa (25/10).

"Jadi, masyarakat seyogyanya tidak perlu khawatir akan tertular virus HIV/AIDS saat memandikan jenazah penderita virus mematikan tersebut," kata dr Made Molin Yudiasa MARS yang juga mantan Kadis Kesehatan Provinsi Bali itu.

Ia menyampaikan, orang yang sudah meninggal, berarti sel-sel darahnya sudah mati, begitu pula dengan sel darah yang mengandung virus HIV/AIDS akan ikut mati juga.

"Jika ada indikasi seseorang yang meninggal karena terinfeksi HIV/AIDS, sebaiknya diamkan jenazahnya selama empat jam terlebih dahulu. Setelah kurun empat jam barulah dapat dilakukan perawatan jenazah pada umumnya," ujarnya.

Seandainya pada jenazah terdapat luka terbuka, tindakan serupa pun dapat dilakukan dengan membiarkan jenazah atau tidak melakukan penanganan apa-apa sampai dengan empat jam dari waktu penderita meninggal.

"Apa yang saya sampaikan ini sudah berdasarkan hasil penelitian," ucapnya.

Memang ia tidak memungkiri, khususnya pada masyarakat pedesaan, masih nampak adanya ketakutan mereka saat akan memandikan jenazah penderita HIV/AIDS. Mereka mengira dapat tertular jika turut memandikan.

"Bahkan saya pernah beberapa kali datang ke desa di berbagai kawasan di Bali untuk menjelaskan hal ini, karena dari pihak keluarga dan masyarakat di sana tidak berani melakukan perawatan sama sekali pada jenazah orang yang terindikasi terkena HIV/AIDS," katanya.

Ia menambahkan, masyarakat hendaknya tidak perlu takut lagi ketika memandikan jenazah penderita. Apalagi di Bali biasanya waktu memandikan itu menunggu hari tertentu yang jatuhnya berhari-hari dari sejak kematian orang bersangkutan.

Molin menjamin virus HIV/AIDS sudah mati dan tidak akan menular pada masyarakat yang turut memandikan jenazah. Pun tidak perlu memandikan dengan menggunakan antiseptic dan obat-obatan lain.

Memandikan jenazah penderita dapat dilakukan seperti biasa layaknya memandikan jenazah pada masyarakat umum yang tidak mengidap HIV/AIDS.